Jumat, 11 Oktober 2013

KURDI - PALESTINA - INDONESIA
Menarik untuk mencermati Suku Kurdi Suriah (bagian dari Kurdistan Regional), mereka mirip-Mirip Indonesia dan Palestina.
Suku Kurdi adalah salah-satu suku bangsa terbesar di Timur-Tengah (populasi 25 s.d 30 juta jiwa), tapi persis Palestina, mereka tidak punya wilayah Negara sendiri (imbas perkembangan pemetaan peradaban).
Disisi lain, (dengan mayoritas warganya adalah Islam Sunni) kultur mereka dibangun atas dasar gotong-royong, bukan sectarian, persis Indonesia.
Maksutnya adalah;
Jika milisi Salafi Al-Qaida (ISIS, Jabah al-Nusra, Ahrar ash Syam, dll) gagal menaklukkan Suku Kurdi, besar kemungkinan mereka (Salafi Al-Qaida) juga tidak akan dapat menaklukkan Indonesia.
Hmm.., cmiiw

Mari Menggali Pemikiran Bung Karno
7 Juni 2012 | 12:41 WIB
Pada masa kekuasan orde baru, pemikiran dan berbagai hal mengenai Bung Karno sengaja ditenggelamkan. Ini bagian dari proyek menghilangkan Bung Karno, terutama pemikirannya, dari ingatan rakyat. Nah, seiring dengan proses reformasi, ada peluang bagi generasi sekarang memahami Bung Karno lebih mendalam.
“Generasi sekarang mempunyai kesempatan yang luas untuk memahami dan memaknai sosok Bung Karno, baik melalui biografi atau kesaksian-kesaksian tentang dirinya maupun melalui tulisan-tulisan Bung Karno sendiri,” kata Sekretaris Jenderal Partai Rakyat Demokratik (PRD), Dominggus Oktavianus, di Jakarta, Kamis (7/6/2012).
Dominggus mengatakan, karya-karya Bung Karno merupakan warisan sejarah yang luar biasa kaya bagi bangsa Indonesia, bahkan bagi seluruh dunia. “Sungguh, bangsa Indonesia sangat dirugikan ketika pemikiran-pemikiran Sukarno justru dilarang pada masa orde baru,” katanya.
Pada masa orde baru, ungkapnya, hal yang lebih ditonjol-tonjolkan dari sosok Bung Karno adalah hal-hal yang berbau mistik, misalnya tentang tongkatnya yang sakti atau harta karun yang ditimbun di suatu tempat super-misterius. “Atau juga soal kehidupan pribadinya atau keluarganya,” ujarnya.
Seiring dengan berbagai tantangan berbangsa di abad 21 ini, Dominggus beranggapan, konsep dan pemikiran Bung Karno secara fundamental masih sangat relevan.
Meskipun, seperti diakuinya, tidak ada teori yang dapat menjawab segala keadaan pada segala waktu dan pada segala tempat. “Situasi di abad-21 ini memang banyak berbeda dibandingkan situasi abad lalu,” ungkapnya.
Akan tetapi, menurut Dominggus, ada beberapa hal yang secara fundamental relatif sama, seperti penguasaan kekayaan alam oleh modal asing, ada pejabat pribumi yang lebih sibuk korupsi, ada mayoritas rakyat yang hidup serba kekurangan, dan ada upaya pecah-belah terhadap sesama anak bangsa melalui isu-isu berbau suku, agama, dan ras (SARA).
Bagi Dominggus, konsep-konsep Bung Karno seperti Pancasila, Tri Sakti, dan Sosialisme Indonesia mengandung solusi filosofis dan praktis untuk masa sekarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar